Tiket Pesawat Murah
Usai Mencoblos, Lanjut Wisata Religi di Gresik
Hari ini, bangsa Indonesia akan memilih calon presidennya. Usai mencoblos, saatnya kita memanfaatnya libur sehari ini. Mereka yang ada di sekitar Gresik, bisa berwisata religi Ramadan ke Makam Maulana Malik Ibrahim.
Makam Maulana Malik Ibrahim, yang bisa juga dipanggil Sunan Gresik terletak di Jalan Malik Ibrahim Desa Gapura Sukolilo (Wetan), Gresik. Dari alun-alun Kota Gresik cukup dekat. Hanya beberapa ratus meter saja.
Seperti makam para wali (aulia) atau pejuang Islam lainnya yang pernah kami kunjungi, di kompleks makam Maulana Malik Ibrahim ini juga ramai dikunjungi peziarah. Apalagi saat hari libur seperti 1 Muharam 1435 (5 November 2013) kemarin. Rombongan peziarah dengan pimpinannya masing-masing berdatangan dari berbagai daerah.
Mereka menggunakan bus pariwisata atau mobil mini bus (elf) untuk bisa sampai ke pusara sang wali. Tidak mengherankan bila di halaman parkir penuh berjajar rapi mobil, elf dan bus pariwisata. Untuk bus pariwisata disediakan tempat parkir khusus sehingga anggota rombongan masuk melalui pintu gerbang (gapura) di jalan lainnya.
Bagi para peziarah yang menggunakan kendaraan motor roda dua juga tersedia tempat parkir yang berada persis di depan pintu masuk (gapura) Jalan Malik Ibrahim. Tidak dipungut biaya, hanya infak seihlasnya.
Kompleks makam Maulana Malik Ibrahim juga menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang makanan asongan yang berada di sekelilingnya. Mereka itu adalah pedagang pentol bakso, rujak manis, teh botol dan lainnya. Untuk penjual suvenir dan makanan khas Kota Gresik disediakan tempat khusus di sepanjang jalan kecil menuju gerbang depan (parkiran bus pariwisata).
Berbagai barang keperluan umat Islam seperti jilbab, busana muslim, sarung, kopiah, tasbih, mukenah, kitab-kitab Islam, kue-kue ringan, bahkan alat musik kesenian Islam seperti rebana juga tersedia di stan-stan ini.
Untuk makanan khas Gresik seperti pudak, minuman legen dan buah siwalan tidak dijajakan di kompleks makam ini. Tempatnya khusus di depan Wisma Petrokimia, Jalan Veteran, Gresik kata keponakan kami. Ada satu makanan khas Gresik, sejenis kue. Jajan Intip namanya. Kue ini terbuat dari nasi yang diolah sedemikian rupa, dibentuk menyerupai piring berukuran besar (nampan) terus di atasnya dilumeri Gula Jawa. Lalu dibungkus dengan plastik agar bebas dari kotoran dan tetap krispi (renyah). Traveler boleh mencobanya, rasanya wow!.
Dalam kompleks makam Maulana Malik Ibrahim terdapat bangunan joglo atau pendopo utama. Sementara di sampingnya juga ada beberapa pendopo berukuran lebih kecil. Kebetulan saat kami bertandang ke sana bersamaan dengan proses perbaikan gedung yang dilakukan oleh pengelolah situs makam. Sehingga bangunan kompleks makam yang cantik dan seutuhnya belum terlihat jelas. Bangunan joglo utama menjadi tempat berkumpulnya para peziarah. Kayu-kayu berukuran besar dan di bagian bawahnya telah berukir menjadi penopangnya.
Di setiap tiang penyangga joglo dipasang batu pondasi halus sepertinya terbuat dari batu marmer. Joglo yang cukup besar ini mampu menampung peziarah dalam jumlah banyak. Mereka datang silih berganti dan serasa tak pernah berhenti mengalir setiap saat sepanjang hari.
Para peziarah dengan dipimpin ketua rombongannya masing-masing memanjatkan doa secara khusyuk hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka membacakan tahlil dan hanya bermunajat kepada Sang Khalik, Pencipta alam seisinya ini.
Bersebelahan dengan makam Maulana Malik Ibrahim terdapat makam istri dan anak beliau yaitu Sayyidah Siti Fatimah dan Maulana Maghfur. Pusara makam ketiganya berada agak ke dalam dengan menuruni anak tangga terlebih dulu.
Di sekeliling pusara dipasang pagar stainless dengan ornamen yang menarik. Sayangnya saat berkunjung ke sana, kami tidak bisa melihat atau mengabadikan lebih jelas pahatan atau relief angka tahun di batu nisan sang pejuang Islam ini dengan inskripsi seperti yang telah ditulis oleh para sejarahwan atau arkeolog. Karena terkendala oleh jumlah peziarah yang membludak. Sehingga sungkan mau menyelonong ke pusara utama di saat banyak orang sedang berdoa secara khusyuk.
Di sudut lain kompleks makam ini, traveler bisa juga melihat makam pejuang Islam lainnya. Seperti pusara (petilasan) Syeh Maulana Ishak yang merupakan ayahanda Sunan Giri. Dan di sebelahnya juga terdapat makam Syeh Maulana Makhrubi.
Dari kompleks makam ini pula peziarah bisa langsung menuju kompleks makam bupati Gresik pertama yaitu Raden Pusponegoro. Para pengunjung situs makam tak perlu khawatir kehausan, karena di kompleks makam ini juga tersedia gentong-gentong air minum. Pihak pengelolah sengaja menyediakan gelas-gelas air minum yang diperuntukkan bagi para peziarah.
Keluar dari kompleks makam menuju stan-stan suvenir dan makanan, sudah antri menunggu para pencari rezeki lainnya. Mereka adalah para perempuan tua yang sabar menanti uluran infak dari para peziarah makam ini.
Dari beberapa penelusuran yang saya lakukan didapatkan keterangan bahwa Maulana Malik Ibrahim diduga berasal dari Samarkan, Asia Tengah. Ada pendapat lain yang mengatakan kalau beliau dari Persia atau bahkan dari Afrika Utara.
Tahun kelahirannya masih menjadi tanda tanya. Ada ahli yang mengatakan pada awal abad ke-14. Beliau meninggal pada tahun 1419 Masehi atau 882 Hijriyah. Maulana Malik Ibrahim termasuk wali (aulia) yang tertua di antara anggota Wali Sembilan lainnya.
Beliau menyebarkan Islam secara santun dengan budi pekerti yang luhur. Tidak secara frontal, menentang ataupun menghujat pemeluk agama lama yang dianggapnya tak sepaham dengan diri beliau. Tidak mengherankan bila penduduk sekitarnya yang kala itu belum memeluk Islam akhirnya tertarik dan secara ikhlas masuk Agama Islam.
Secara santun beliau memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada pemeluk agama lama. Bahkan penguasa Majapahit kala itu merasa kagum melihat ahlak dan budi pekerti beliau. Sampai-sampai sang raja menghadiahkan sebuah kawasan di Gresik-Jawa Timur untuk pengembangan Islam dan tempat pusara di akhir hidupnya. Yang sekarang bernama Desa Gapura Sukolilo itu.
Dengan mengunjungi kompleks makam Maulana Malik Ibrahim, paling tidak menjadi pengingat kita bahwa atas jasa beliau kita bisa memeluk Islam dan mengenal lebih jauh nilai-nilai agama yang kita anut ini.
Sumber