Tiket Pesawat Murah
Archive for 2013-04-21
Myanmar Tawarkan 'Rel Kereta Maut' untuk Wisatawan
Death Railway alias Rel Kereta Maut, menjadi saksi kekejaman kerja paksa yang dilakukan tentara Jepang di perbatasan Myanmar. Ribuan nyawa melayang saat itu. Death Railway akan diramaikan kembali untuk wisatawan.
Destinasi dengan sejarah pilu, seringkali menarik perhatian wisatawan. Begitu juga dengan jalur kereta Death Railway yang menyimpan sejarah pilu pada masa kekejaman Jepang di Myanmar pada tahun 1942. Bangunan ini juga menjadi salah satu saksi bisu Perang Dunia II yang terkenal.
Dari situs News Australia, Jumat (26/4/2013) Death Railway banyak dikenal wisatawan karena film 'The Bridge Over the River Kwai'. Wisatawan membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari Bangkok untuk sampai di Kota Kanchanaburi yang menjadi lokasi jalur kereta tersebut.
Death Railway memiliki panjang sekitar 420 km yang menghubungkan Thailand dan Myanmar. Jalur kereta ini, dahulu digunakan sebagai jalur transportasi Jepang yang berperang melawan pasukan Inggris dan sekutunya.
Selama pembuatannya, jalur kereta ini menelan banyak korban. Sekitar 13.000 tawanan perang yang ditangkap di Singapura, Semenanjung Melayu dan Hindia Belanda, meninggal selama pembuatan Death Railway. Selain tawanan perang, pembangunan jalur kereta ini.
Kelelahan, kepalaparan, penyakit, dan penyiksaan adalah penyebab utama kematian para pekerja paksa itu. Tentara Jepang memaksa mereka mengerjakan jalur kereta, dengan menembus hutan dan batuan antara Oktober 1942 sampai Desember 1943.
"Setiap hari kami bekerja. Kalau kerja kami lambat, mereka tidak hanya mengikat tangan. Mereka juga akan mencambuk para pekerja dengan cambuk kawat. Saat itu, Jepang sangat kejam," cerita salah satu mantan pekerja yang juga ikut dalam pembangunan Death Railway, Robert Goodwin.
Selain Death Railway, di Thanbyuzayat, Mon, Burma juga terdapat Thanbyuzayat War Cemetery. Di sana terkubur 3.000 pasukan sekutu yang juga meninggal saat pembuatan jalur kereta tersebut.
Selain taman pemakaman, juga terdapat sebuah lokomotif tua di pinggiran Kota Thanbyzayat. Lokomotif ini menjadi pengingat dari keadaan pilu selama pembangunan Death Railway. Di sekitar lokasi juga terdapat patung-patung para tahanan. Namun sayang, sebagian relnya sudah tertutup oleh rumput liar. Begitu juga dengan patung-patungnya yang sudah rusak dan tak bisa dikenali.
Kisah keji yang menyeliputi Death Railway ini pun dianggap bisa menarik perhatian wisatawan. Phyoe Wai Yar Zar dari Tourism Board Myanmar juga mengatakan, Death Railway dan lokasi di sekitarnya menyimpan potensi wisata yang bisa berkembang.
Sumber
Tiket Promo dan Termurah Jakarta-Surabaya Bulan Mei (Update 26/04)
Tiket Promo dan Termurah Surabaya-Jakarta Bulan Mei (Update 26/04)
Pertama Kali ke Luar Negeri? Ke Singapura Saja!
Traveler dan penulis buku Claudia Kaunang sudah sering pelesir ke luar negeri sendirian. Tentu, dia mengetahui tempat ramah turis dan cocok untuk dikunjungi wisatawan yang baru pertama kali ke luar negeri.
Claudia Kaunang sudah sering kali berwisata ke luar negeri, bahkan telah menelurkan enam buku panduan wisata murah di luar negeri. Tak heran, dia sering menjadi acuan para followers dan pembacanya untuk bertanya mengenai destinasi luar negeri.
"Banyak sekali yang bertanya pada saya, kalau mau pertama kali ke luar negeri, enaknya kemana ya? Saya jawab, pasti Singapura," cerita Claudia kepada Okezone saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Singapura ramah untuk jenis turis apapun. Transportasinya mudah, lingkungannya aman, suasananya pun nyaman.
"Saya pernah menuliskannya di salah satu buku saya, Rp500 ribu keliling Singapura," tuturnya.
Sementara, bila ingin pertama kali ke luar negeri dan maunya serbamurah, lain lagi tempat yang direkomendasikan Claudia. "Kalau mau yang serba murah, Thailand tempatnya. Di sana semua harga barang murah-murah, lebih murah dari Singapura," tandasnya.
Sumber
Tiket Promo dan Murah Medan-Jakarta Bulan April (Update 25/04)
Tiket Promo dan Murah Jakarta-Medan Bulan April (Update 25/04)
Berkunjung ke "Negeri di Atas Awan"
Gura Bunga adalah sebuah kelurahan yang berada di lereng Gunung Kie Matubu. Gunung setinggi 1.730 meter itu selalu diselimuti kabut. Kalau Anda menggunakan pesawat terbang menuju Ternate, saat hendak mendarat di Bandara Babullah, Ternate, Anda akan melihat Gunung Gamalama di Pulau Ternate dan Gunung Kie Matubu di Pulau Tidore. Apalagi dilihat dari Keraton Tidore di siang hari, Gunung Kie Matubu begitu anggun menampakkan kewibawaannya saat kabut menyelimutinya. Kelurahan Gura Bunga berada di ketinggian 713 meter dan dihuni sekitar 80-an kepala keluarga.
Nama Gura Bunga mengandung arti kebun bunga. Wajar saja ketika menginjakkan kaki di kelurahan ini, Anda akan disambut deretan bunga warna warni di pinggir jalan.
Di Gura Bunga inilah dikenal sebagai tempat tinggal para sowohi atau penghubung antara pihak Kesultanan Tidore dengan roh para leluhur. Budaya bersih warga Tidore sudah Anda rasakan ketika tiba di Soasio, ibukota Tidore Kepulauan. Begitu pula saat memasuki Kelurahan Gura Bunga, rumah-rumah penduduk tertata rapi, bersih dan dihiasi bunga-bunga indah. Udara pun terasa sejuk.
Abdullah, yang bertugas sebagai sowohi dan sekaligus Lurah Gura Bunga menuturkan, zaman dahulu ketika Sultan Tidore hendak bepergian ke wilayahnya yang tersebar hingga Papua, misalnya, maka sultan akan meminta nasihat sowohi untuk mencari hari baik bepergian ke sana.
"Pemerintahan yang kami pegang akan berwujud di pemerintahan yang ada di kesultanan. Ada panglima laut, darat, udara dan prajuritnya. Di sini (Gura Bunga) gaib, sementara wujudnya di sana (Kesultanan Tidore). Sebelum Indonesia menjadi negara, di Tidore sudah ada negara yang dipimpin orang gaib dan berwujud di Kesultanan Tidore dalam menjalankan roda pemerintahan (saat itu)," papar Abdullah. Itulah sebabnya kedudukan sowohi dan sultan di struktur Kesultanan Tidore setara.
Sebagai tempat tinggal para sowohi, di Gura Bunga terdapat enam rumah puji untuk enam sowohi yang ada. Usia rumah puji tersebut ditaksir ratusan tahun. Jangan membayangkan rumah puji seperti rumah modern, dialiri listrik, berperabotan serba elektronik. Malah sebaliknya, rumah tempat tinggal para sowohi ini sangat sederhana. Cirinya berdinding bambu, berlantai tanah dan beratapkan pelepah daun sagu. Sementara rumah-rumah warga di sekitarnya beratapkan seng, berdinding tembok dan berlantai keramik.
"Sejak dahulu, kondisi rumah seperti ini, berdinding bambu, berlantai tanah dan tanpa listrik. Kita tetap mempertahankannya," kata Yunus Hatari, salah satu Sowohi di Gura Bunga.
Hari Rabu dan Minggu ibaratnya hari dimana Yunus menerima banyak tamu dari berbagai kalangan dan beragam kepentingan, mulai dari meminta kesembuhan, sukses dalam karir, meminta restu untuk menduduki posisi tertentu dan sebagainya. Tak heran pada hari-hari tersebut Gura Bunga akan dipenuhi para tamu. Mobil para tamu akan berderet rapi dan memenuhi jalan. Apalagi menjelang Pemilihan Gubernur di Maluku Utara, para cagub bergiliran datang ke Gura Bunga untuk meminta restu para sowohi.
"Tamu saya tidak hanya dari lima marga tadi, tapi juga bisa datang dari luar Tidore. Tamu dari Jakarta, bahkan turis asing pun banyak datang ke sini," kata Yunus.
"Kami doakan permintaan mereka. Kuncinya satu, mereka percaya dan selanjutnya adalah urusan mereka, berusaha, bekerja keras, bersikap jujur agar permintaan terkabul," sambung Yunus. Bahkan warga setempat percaya kalau ada pejabat datang ke Gura Bunga dan Gunung Kie Matubu terselimut awan, itu berarti permintaannya akan terkabul.
Sebelum Festival Tidore 2013 digelar, peran sowohi pun sangat berpengaruh. Kepada Kompas, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulalaun, Asrul Sani Soleman mengatakan, keahlian sowohi juga dimanfaatkan untuk merestorasi budaya Tidore. Ini dilakukan karena selama 43 tahun (1956-1999) atau selama tidak ada yang menjabat sebagai Sultan tidore, banyak budaya Tidore yang hilang.
"Berulang kali kami datang ke sowohi sebelum festival Budaya Tidore dilaksanakan untuk pertama kalinya tahun 2009. Sowohi lalu menanyakan ke leluhur tentang sejarah dan budaya Tidore yang hilang sehingga kami tidak keliru menyusun sejarah dan membuat acara-acara budaya," kata Asrul.
Ketika Kompas.com menanyakan, apa julukan yang paling tepat bagi Tidore sehingga wisatawan tertarik datang? Asrul menjawab, "Magic Island!
Asrul menjelaskan, sowohi dengan kekuatan magisnya bisa menjadi salah satu ikon wisata Pulau Tidore sehingga menarik wisatawan datang ke pulau kaya rempah-rempah ini.
Kalau Anda tertarik datang ke Gura Bunga, ada dua pilihan transportasi ke tempat tersebut yakni menggunakan angkutan umum atau menyewa mobil. Angkutan umum berangkat dari terminal di Soasio dengan tarif Rp 10.000 per penumpang. Namun Anda harus sabar menunggu. Pasalnya sopir baru akan memberangkatkan mobilnya jika penumpang sudah penuh. Alternatif kedua menyewa mobil dengan tarif Rp 150.000. Hanya membutuhkan waktu 30 menit, Anda sudah bisa mencapai "Negeri di Atas Awan" di Kota Tidore ini.
Tiket Promo dan Murah Jakarta-Pontianak Bulan April (Update 24/04)
Tiket Promo dan Murah Pontianak-Jakarta Bulan April (Update 24/04)
Wisata Balon Udara Mesir Kembali Terbang
Setelah diberhentikan untuk sementara sejak tragedi mematikan Februari lalu, akhirnya wisata balon udara di Luxor, Mesir, kembali beroperasi. Sudah ada beberapa operator balon udara yang menerbangkan kembali wisatawan.
Mesir telah kembali memperbolehkan wisata balon udara di Luxor setelah dua bulan diberhentikan,berkaca dari tewasnya 19 turis saat balon mengudara. Kini, lima dari tujuh agen wisata yang memberikan fasilitas balon udara telah diperbolehkan terbang kembali.
"Balon udara pertama sejak objek wisata ini dihentikan telah terbang kembali di bagian selatan Luxor, setelah prosedur keamanannya dipastikan," kata Mohammed Ibrahim Sherif, Kepala Otoritas Penerbangan Mesir, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (23/4/2013).
Kembali dijalankannya objek wisata ini membuat agen wisata senang. "Pembukaan lagi objek wisata balon udara di Luxor membuat warga Mesir senang, dan ini adalah langkah yang positif," kata Amr Badr, Juru Bicara Agen Wisata Abercrombie & Kent.
"Mesir adalah destinasi yang menarik, dan seperti destinasi wisata lainnya juga, kecelakaan seperti ini mungkin terjadi. Kami sebagai agen wisata melakukan proses pemilihan agen balon udara yang ketat, untuk memastikan keselamatan para turis," tuturnya.
Sumber