Setelah Subak di Bali, UNESCO juga mencantumkan Kota Pagaralam di Sumatera Selatan sebagai calon Situs Warisan Budaya. Kota peninggalan Megalitikum ini punya beragam destinasiwisata yang mampu membuat wisatawan terkesima.
Situs peninggalan Megalitikum di Pagaralam, Sumatera Selatan, telah didaftarkan UNESCO sebagai kandidat Situs Warisan Budaya. Tak heran, kota seluas 633 kilometer persegi ini memang menyimpan banyak potensi wisata sejarah.
Di sini, Anda bisa melihat beberapa peninggalan zaman Megalitikum yang ditaksir berumur lebih dari 1.000 tahun. Beberapa tempat untuk menemukan peninggalan tersebut di antaranya areal perkebunan Dusun Atungbungsu, kebun kopi Dusun Cawang Lama, Tegur Wangi lama, Tanjung Aro, dan Mingkik.
Jangan kaget bila di tengah kebun dan areal-areal itu Anda menemukan patung dengan beragam bentuk, ukiran, juga ukuran. Di Dusun Tegur Wangi misalnya, ada lukisan yang dibuat dari batu tulis! Lukisan mirip manusia ini berada di atas batu setinggi sekitar 10 meter dan lebar 13 meter. Di samping lukisan tersebut juga terdapat guratan-guratan lukisan dengan ukuran yang lebih kecil.
Di areal perkebunan Dusun Atungbungsu, terdapat kumpulan batu berbentuk gong yang memiliki ukuran sangat besar. Kalau dihitung, batu-batu tersebut memiliki tinggi sekitar 1 meter, lebar 2 meter, dan panjang sekitar 5 meter. Batu-batuan ini memiliki bentuk yang masih utuh.
Selain itu, di areal ini juga terdapat patung-patung berbentuk tubuh manusia. Coba lihat lebih dekat, panorama batu-batu ini menyerupai Maoi di Pulau Paskah! Konon, lokasi ini menjadi pusat pemerintahan di zaman Megalitikum.
Masih banyak peninggalan megalitikum yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Beberapa di antaranya yaitu situs kubur batu di Tanjung Aro, Pasemah, dan beberapa arca lainnya yang berjumlah hampir ribuan.
Nah, selain melihat ribuan situs megalitikum, kota ini juga memiliki destinasi wisata lainnya yang tak kalah menarik. Kemegahan Gunung Dempo yang menjadi latar kota ini memiliki magnet bagi wisatawan terutama pendaki gunung untuk menaklukkannya.
Selain itu, traveler juga bisa berkeliling dan merasakan kesejukan alam Kota Pagaralam. Gunung, hutan, air terjun, dan situs megalitikumnya menjadi destinasi yang bisa dipilih. Namun sayang, banyaknya potensi wisata yang mengisi kota ini harus terkendala dengan keterbatasan transportasinya.
Terlepas dari keterbatasan Kota Pagaralam, kalau sudah niat sejauh dan sesulit apapun jalan yang harus ditempuh tidak masalah. Semoga saja pemerintah daerah bersungguh-sungguh untuk mengembangkan dan menjaga kelestarian wisata alam dan sejarah Kota Pagaralam ini.
Sumber